Simple Natural Bacground with standar Lense.
Memiliki Kamera yang berkualitas dengan ditempeli Lensa yang handal adalah idaman setiap pecinta fotografi. Namun, impian itu tidak semua bisa dicapai oleh mereka. Dimulai dari bajet yang tinggi dari alat-alat tersebut, pertimbangan kegunaan dan lokasi pemotretan serta asumsi lain.
Menyiasati hal tersebut, bagi yang ingin memulai bidang jasa fotorgrafi, harus cerdik. Cerdik disini dalam artian, bahwa ia mampu menghasilkan gambar yang cukup bermutu, dengan alat seadanya. Maka, tidak lain dan tidak bukan, disamping kemampuan, teknik dan selera foto si empunya sendiri, maka kita harus memiliki aplikasi yang cukup mempuni agar foto tersebut dapat dinikmati juga oleh konsumen dan orang-orang yang melihatnya.
Foto tampak bagus, apabila ia memiliki angel, komposisi dan suasananya dapat diceritakan oleh gambar tersebut, tanpa diceritakan. Simpelnya gini. Foto yang kita abadikan itu harus dapat menggambarkan dari apa yang sedang dinikmati dari pasangan yang difoto. Apakah ia lagi merasakan bahagia, lagi serius, lagi fokus atau lagi santai.
Disinilah kadang seorang fotografi dihadapkan banyak tanganan seperti mimik, komposisi dan komunikasi batin dengan pasangan. Pada kesempatan ini, penulis tidak sedang membahas itu, jadi kita abaikan dulu perkara tersebut.
Tapi, yang jadi fokus kita, bagaimana dengan kamera dan lensa seadanya, tapi kita bisa memanipulasi sehingga menjadi jauh lebih menarik, baik dari background maupun suasana intensitas warna di gambar itu.
Dua foto yang saya pilih ini adalah salah satu foto yang menurut saya bisa mewakili, bahwasanya dengan tempat dan keadaan seadanya, foto bisa menjadi lebih hidup. Meskipun ini masih jauh dari kriteria foto Professional. Background yang diambil dari foto ini tak lain hanyalah semak belukar di halaman rumah mempelai dan satu lagi di kebun dekat rumah.
Foto wedding adalah foto yang diambil di halaman yang notamene adalah tanaman Karet dengan banyak dedaunan kering berada di seluruh areal. Awalnya saya ingin menempatkan kedunya di bawah, sehingga suasana candid dapat. Namun saya berubah fikiran, karena melihat betapa kotornya halamannya kala itu. Saya kuatir, dengan menempatkan mereka di tempat itu, saya akan dapat masalah baru dengan si punya gaun.
Maka saya rumah rencana tersebut, saya cukup menyuruh mereka dekat dengan pohon karet yang tidak sedang disadap, salah satu menyandar dan yang laion duduk santai saja. Mereka sedang asyik siap-siap difoto dan melihat penonton yang bejibun di depan mereka dan seketika itu, saya menekan shutter tanpa konfirmasi kepada mereka.
Setelah masuk komputer, mulailah tangan ini mengutak-utik bagian-bagian yang harus saya tonjolkan. Mulai dari warna senja dan putih yang saya ingin kuatkan, kemudian efek bokeh di belakang yang saya munculkan lebih kuat dan terakhir suasana warna yang cukup santai. Al hasil dengan lensa apa adanya, jadilah gambar ini.
(Maaf gambar asli sudah terhapus, jadi tidak bisa memperlihatkan bagaimana suasana asli dari foto tersebut)
Foto kedua ini, saya terima dari salah satu pelanggan saya. Saya tidak mengambil gambar mereka dan tidak pula mengatur posenya. Awalnya mereka ingin agar foto ini diretouching sedemikian rupa, agar suasana dan latarnya berubah. Beberapa kali saya fikir, untuk merubah background. Namun karena beberapa pertimbangan, akhirnya saya pilih saja merubah efek dari gambar. Tak jauh beda dengan yang saya lakukan pada gambar pertama, foto ini pun saya perlakukan sama. Hanya saja, karena nuansa foto berbeda, maka amount dari setiap langkah sedikit berbeda.

Komentar
Posting Komentar